30 January 2009

Laskar Pendidikan!!

Judul dari entri gue kali ini terbesit sesaat setelah melihat sebuah baligo kampanye caleg beberapa saat yang lalu. Di Baligo besar itu tepampang foto seorang caleg yang tidak saya kenal dan saya yakini dia memiliki visi di bidang pendidikan. Judul kampanye-nya aja "Laskar Pendidikan" yang di desain mirip (baca : meniru) buku best sellernya andrea hirata Laskar Pelangi. Sayang gue gak sempet foto tuh baligo, entah dia udah punya izin atau belum untuk memakai desain buku laskar pelangi itu, kalo belum yaaa..bodo amat deh bukan urusan gue juga, lagian gue disini bukan mau ngomongin caleg yang makin kesini semakin beragam jenisnya dan semakin tidak gue kenal satupun, bahkan semakin tidak jelas apakah mereka akan menggenapi janjinya nanti setelah terpilih yang diumbar secara besar-besaran saat kampanye?, kita lihat saja nanti. Yang jelas, gue sampai hari inipun masih amat bingung untuk menentukan mana pilihan yang tepat, dan gue juga gak mau menjadi golongan putih, cos katanya sekarang ada fatwa haram golongan putih.

Okay, enough for that.

Bicara tentang Laskar Pendidikan, gue jadi teringat dengan pengalaman gue melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (baca : KKNM) di sebuah desa di Bandung di kawasan margahayu yaitu desa Sukamenak.

Saat kegiatan KKNM itu, gue menggarap sebuah program yang bergerak di bidang pendidikan. Gue melihat sebuah kelebihan dari desa ini yang patut dicontoh oleh desa-desa lain dimanapun. Kelebihan itu yang menggetarkan hati gue untuk lebih menghargai nilai dari sebuah pendidikan, menghargai nilai dari ketulusan, menghargai nilai dari sebuah semangat untuk terus maju, belajar dan menghargai hidup tentunya.

Mengapa bisa begitu?

Jadi, pada suatu hari, di hari ke-4 gue melakukan KKNM di desa sukamenak, gue melakukan sebuah observasi bersama sejumlah rekan satu tim yang salah satunya adalah Ricky yang menjadi best partner gue menggarap program ini. Saat Observasi, gue bertemu dengan seorang ibu bernama ibu siti yang tepatnya tinggal di rw 02 dekat dengan kolam pembuangan ehem..ehem (baca : kotoran). Disinilah awal terbentuknya sebuah semangat yang tidak akan pernah pudar itu. Gue melihat seorang sosok ibu siti sebagai seorang yang penuh semangat dan tulus, mengapa? setelah sekian lama mengobrol panjang lebar, ternyata ibu siti adalah seorang pengelola badan masyarakat yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (baca : PAUD). Ia menceritakan tentang bagaimana ia merintis badan sukarela masyarakat yang hingga kini berjumlah 60 murid. PAUD ini bernama PAUD Cendrawasih 2, yang total di desa sukamenak ini terdiri ada 6 PAUD yaitu PAUD cendrawasih 1, 2, 14, 5, 16 dan 17. Dari ke semua PAUD itu semuanya memilki cerita perintisan yang hampir sama dengan kata kunci "perjuangan dan ketulusan". Ibu siti melakukan sebuah langkah inisiatif untuk mendidik anak-anak di desa itu dengan membuka les mengaji gratis _ulangi_ gratis! dan hingga akhirnya ia di tunjuk oleh badan PKK untuk menjadi pengelola PAUD bagi anak-anak itu, karena PAUD cakupannya adalah Pendidikan secara Formal dan luas, termasuk mengaji dan tentang agama didalamnya. "Awal merintis PAUD ini memang berat, tapi saya lakukan semuanya dengan tulus tanpa mengharapkan balasan apapun dari masyarakat, yang penting apa yang saya lakukan ini berdampak baik bagi anak-anak dan mereka mudah-mudahan bisa menjadi anak-anak penerus bangsa" kurang lebih begitulah penuturan ibu siti dalam sesi curhatnya pada kami. What an Ecouraging Statement!!

Setelah beberapa hari kemudian, gue memutuskan untuk datang kembali ke rumah ibu siti yang dijadikan tempat dimana anak-anak PAUD belajar, berkumpul, bermain, dan sebagainya. Disana gue melihat bagaimana ibu siti dan beberapa rekan volunteer lainnya melakukan ritual ketulusan itu, mengajarkan membaca al-quran dasar, mewarnai, membaca huruf, menyusun puzzle, dan sebagainya. Disana gue melihat sebuah semangat untuk maju yang tertimbun didalam diri anak-anak usia dini yang kelak nantinya mereka akan menjadi pemimpin bangsa ini. Gue sangat terharu ketika melihat langsung kegiatan Luar Biasa yang terjadi disana, hingga gue akhirnya memutuskan untuk ikut terjun langsung menjadi volunteer mengajarkan anak-anak hebat itu. Disitu gue memutuskan untuk menjadi pendongeng, gue mengajarkan anak-anak itu lewat banyak sekali dongeng setiap seminggu sekali yang mana di setiap dongengnya terdapat banyak pesan moral yang bisa dianut oleh anak-anak itu, seperti jangan berbohong pada orang tua, jangan mengucapkan kata-kata kasar, hormati orang tua dan para bunda di paud, harus sayang pada teman, dan sebagainya. Betapa ketika gue terjun langsung menjadi pendidik disana adalah sebuah pengalaman yang sangat berarti bagi gue dan merubah diri gue menjadi lebih baik. Jika Ini dibuat film, gue sangat menyukai adegan dimana gue bercerita tentang "kodok dan beruang" lalu semua anak-anak itu dengan antusias memerhatikan setiap ucap kata gue, gerak tubuh gue, tertawa terbahak-bahak, dan lainnya. Oh god, it was awesome... i love it, i love it, i love it! Sejak saat itulah, gue akhirnya memutuskan untuk memersatukan semua PAUD yang ada di desa pada sebuah wadah yaitu "ajang kreatifitas PAUD". Di Program gue bersama rekan tim gue itu, kembali lagi gue melihat sebuah pancaran energi yang begitu besar dari anak-anak yang menjadi partisipan. it was real fun! it was empowering! it was a great experience!

Dari pengalaman itulah, gue lebih menghargai Pendidikan, slogan "dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan" bukanlah sebuah slogan klasik belaka yang hanya selewat saja, melainkan itu adalah benar-benar membuat gue semakin tergerak untuk terus melakukan hal-hal hebat dalam hidup gue, terutama menghargai pendidikan. Dan gue sangat bersyukur memiliki ayah dan ibu yang amat menghargai pendidikan untuk anaknya hingga gue bisa sekolah tinggi di Universitas.

For mom and dad, thanks for being my teacher in life...

Thank you god for giving me Great Parents, Great Life, Great Experience, Great Power, and everything...

gue gak akan sia-siakan itu semua.
lafagreen

2 comments:

  1. Terharu gw bacanya laf, coba kalo banyak yang kayak bu Siti concern sama yang namanya pendidikan..

    ReplyDelete
  2. Alhamdullialah masih ada hal seperti itu yg terjadi deket kita....
    teruskan perjuangan, bwat org2 lebih menghargai pendidikan.

    ReplyDelete